Memancing di Timor-Timur



Timor-timur atau kini disebut timor leste merupakan tempat mancing yang potensial dan mungkin belum banyak yang tahu. Sesuai judul kali ini saya hanya akan mebahas memancing di seputar wilayah tempat saya tinggal dulu yaitu Desa Betano kompleks BPP dan Badan Otorita Betano di kabupaten Manufahi Timor-timur. Betano adalah desa di pinggir pantai berjarak kurang lebih 160 km dari kota Dilli, silahkan cek di Google earth. Ada banyak spot mancing yang amat bagus kenapa saya katakan amat bagus karena ketika saya masih SD di tahun 1990an kita sering mancing malam land base dari pinggiran pantai dengan umpan kepiting, udang atau omang-omang dan hasilnya banyak ikan karang yang di dapat hanya dengan mancing secara hand line. Para tentara yang bermarkas di pinggir pantai sisi selatan lapangan   (Yon Zikon) dekat perempatan monument Batalyon Zeni Konstruksi (Zikon 11 dan 13 Jakarta) juga sering mancing malam sebagai pengisi waktu dan karena lemparan mereka lebih kuat dan lebih jauh ke tengah hasilnya juga lebih besar-besar.

Spot mancing pantai yang bagus ada di sepanjang garis pantai Betano, bergeser ke barat dekat muara sungai atau sekalian ke Mota Ain alias muara sungai Karau ulun yang berjarak cukup jauh. Biasanya saat banjir datang banyak ikan predator besar mencari mangsa di sekitar muara dan mudah di tangkap. Kemudian kita bisa bergeser ke timur Benteng potugis sampai ke Pantai Selihasan. Apabila kita mencoba masuk memancing ke tengah menggunakan perahu disarankan agar berhati-hati karena perahunya tidak menggunakan penyeimbang di sisi kiri dan kanan tanpa mesin dan dayung sendiri.

Bila ada kapal nelayan dari Sulawesi kala itu yang menangkap ikan di perairan pantai Betano maka kapal ini akan melapor ke aparat keamanan setempat dan oleh bapak saya saya dititipkan supaya bisa ikut mancing di kapal mereka seperti mancing malam ikan tenggiri yang pernah saya alami di kapal Sinar Wajo 03, dalam semalam kita bisa menangkap puluhan ekor ikan tenggiri. Sore atau malam hari kapal ini akan menebar pancing ikan hiu berjumlah ratusan di perairan target dengan umpan ikan pindang/kombong utuh kemudian pancing di tinggal setelah di beri tanda bendera terapung. Esok harinya mereka kembali ke lokasi bertanda bendera mengangkat pancing dengan pengerek mekanis atau roda mobil yang di putar manual untuk menggulung ratusan pancing beserta ikan hiu yang berhasil di tangkap.

Kalau mau mencoba memancing di sungai bisa di sungai dekat kampung Aidaklaran, bendungan Raymundo, ikannya lumayan besar untuk ukuran ikan sungai dan banyak udang yang besar-besar seukuran lobster. Umpan yang dipakai biasanya anak-anak udang yang kita tangkap menggunakan serokan atau hanya di tangkap dengan tangan tetapi berhati-hatilah menacing di sungai di wilayah Betano hingga sungai karaulun karena masih banyak Buaya muara dan buaya sungai. Biasanya apabila kita menacing disungai maka sebelum masuk ke air kita wajib memakai daun sagu muda di kalungkan atau di ikat di lengan sebagai pertanda persahabatan untuk “Abo Lafaek” alias buaya. Percaya gak percaya saya belum pernah digigit buaya setiap memancing dan mengobok-obok wilayah sungai dan rawa seputaran pantai Betano.

Comments

Popular posts from this blog

Menjelajah Pulau Moyo dan Air terjun Mata Jitu

Menggantung harapan di Pulau Satonda (sebuah catatan perjalanan)

Timor Leste hari ini (Maret 2017) dan 28 tahun yang lalu (Tahun 1989) sebuah cerita masa lalu